Generasi Baru Nissan GTR – Nissan GT-R, yang telah menjadi ikon di pasar mobil sport sejak debutnya pada 2007, akan segera memasuki era baru. Setelah hampir dua dekade tanpa pembaruan generasi, pabrikan mobil asal Jepang ini mengonfirmasi bahwa generasi berikutnya dari GT-R akan hadir dalam bentuk kendaraan listrik (EV), dengan teknologi baterai solid-state yang canggih. Rencana ambisius ini dijadwalkan akan terealisasi pada tahun 2028, dua tahun setelah teknologi tersebut diimplementasikan.
Nissan menyatakan bahwa tahun ini merupakan langkah awal untuk mengoperasikan jalur produksi teknologi baterai solid-state baru mereka. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi dimensi dan bobot kendaraan, namun tetap menawarkan jarak tempuh yang impresif serta waktu pengisian daya yang lebih cepat. Dengan teknologi ini, Nissan berkomitmen untuk tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkan performa dan efisiensi GT-R.
Francois Bailly, Senior Vice President and Chief Planning Officer untuk wilayah Afrika, Timur Tengah, India, Eropa, dan Oseania, mengungkapkan antusiasmenya terhadap pengembangan generasi terbaru GT-R. Namun, Bailly menegaskan bahwa kepastian tanggal peluncuran masih belum bisa diumumkan karena Nissan ingin memastikan bahwa GT-R terbaru benar-benar memuaskan harapan para penggemar mobil sport.
“Pertanyaannya kapan mobil-mobil itu bisa berpindah ke EV? Dan itu kembali ke teknologi. Kami perlu mengembangkan blok-bloknya agar mobil lebih masuk akal,” ujar Bailly dalam wawancara dengan Drive pada Selasa, 11 Juni. Ia menambahkan bahwa Nissan tidak akan meluncurkan GT-R dengan setengah hati. “Kami tidak akan membuat GT-R setengah hati, bukan itu niatnya. Jadi, ‘kapan peluncurannya’ adalah pertanyaan yang sulit,” tambah Bailly.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa desain generasi terbaru GT-R akan terinspirasi dari mobil konsep Hyper Force yang diperkenalkan pada Japan Mobility Show tahun lalu. Hyper Force, dengan desainnya yang agresif dan futuristik, mencerminkan evolusi dari GT-R yang lama. Mobil konsep ini memiliki penggerak empat roda dengan output mencapai 1341 dk, yang merupakan dua kali lipat dari performa GT-R R35 Nismo saat ini.
Divisi performa tinggi Nissan, Nismo, juga diperkirakan akan terlibat dalam pengembangan GT-R terbaru ini. Nismo kemungkinan akan melakukan berbagai peningkatan, termasuk aerodinamis yang lebih baik untuk menghasilkan downforce yang optimal. Meskipun tidak semua elemen desain dari Hyper Force akan diadopsi ke dalam GT-R listrik yang final, Nissan berjanji bahwa baterai solid-state akan menjadi fitur utama dalam kendaraan ini.
Teknologi baterai solid-state dianggap sebagai terobosan besar dalam industri otomotif. Baterai ini tidak hanya lebih ringan dan lebih kecil dibandingkan baterai lithium-ion konvensional, tetapi juga lebih aman dan memiliki kapasitas penyimpanan energi yang lebih besar. Selain itu, waktu pengisian daya yang jauh lebih cepat menjadi nilai tambah yang signifikan bagi para pengguna EV.
Bagi para penggemar GT-R, berita tentang transformasi ini tentunya menghadirkan harapan dan antusiasme yang besar. Nissan GT-R telah dikenal sebagai mobil dengan performa tinggi, daya tahan, dan desain yang ikonis. Transformasi menjadi kendaraan listrik dengan teknologi terbaru akan menjadikan GT-R sebagai simbol perpaduan antara warisan dan inovasi.
Namun, dengan segala perubahan yang dijanjikan, tantangan besar bagi Nissan adalah memastikan bahwa GT-R terbaru tetap mempertahankan esensi dan karakter yang telah membuatnya menjadi legenda di dunia otomotif. Para penggemar berharap GT-R EV tidak hanya sekadar menjadi mobil listrik berperforma tinggi, tetapi juga mencerminkan jiwa dan semangat dari generasi-generasi sebelumnya.
Nissan tampaknya memahami tantangan ini dan bertekad untuk menghadirkan sebuah kendaraan yang tidak hanya memenuhi, tetapi melebihi ekspektasi. Dengan segala persiapan yang tengah dilakukan, dunia otomotif akan menantikan kelahiran kembali Nissan GT-R yang akan membawa ikon ini menuju era elektrifikasi dengan segala kejayaan dan keunggulan yang dimilikinya.
